Oleh: Margarita D.I.Ottu, S.Pd., M.Pd.K (Guru pada SMP Negeri 2 SoE)
NTT-MediatorPost.comDunia pendidikan telah menjadi sektor penting dalam upaya membantu negara untuk membentuk sosok generasi yang bertanggung jawab di masa depan. Sungguh besar tanggung jawab di pundak seorang guru dalam menunaikan profesi mulianya di tengah arus perkembangan yang menantang. Hadirnya generasi baru dengan menampilkan gaya di zamannya terus menuntut seorang guru untuk harus peka ada dalam situasi tersebut. Bagaimana mendidik generasi dengan perubahan zaman yang tidak pernah usai? Hal ini menuntut ketulusan seorang guru dengan profesi mulianya untuk terus memiliki rasa tanggung jawab, memiliki kepedulian dan behati mengasihi.
Generasi Alpha (2011-2025)
Generasi Alpha atau yang dikenal juga sebagai ‘anak-anak milenium’ merupakan generasi termuda saat ini. Mereka adalah individu yang lahir pada tahun 2011-2025. Mengingat generasi ini masih berada di usia anak-anak, maka karakteristik umumnya masih belum terlihat jelas. Namun menurut seorang peneliti sosial Mark McCrindle, generasi ini akan menjadi kelompok yang sangat besar dengan hak mereka sendiri.
Generasi Alpha juga menjadi generasi yang melek teknologi dan lebih cerdas secara digital dari generasi sebelum mereka. Namun, hal tersebut tentunya dapat menjadi concern bagi orang tua. Pasalnya, dibutuhkan strategi khusus untuk mendidik anak-anak yang lahir pada generasi ini agar mereka menjadi anak yang mahir teknologi namun tetap menghargai nilai-nilai kekeluargaan.
Generasi alpha merupakan kelompok terbaru yang lahir setelah tahun 2010 dan hidup di era yang serba digital. Dengan lingkungan yang berbeda dari generasi sebelumnya, para kaum milenial yang menjadi orang tua mendapat tantangan tersendiri dalam mengasuh dan membesarkan anak-anak generasi ini.
Profesor dan Ketua Departemen Sosiologi Universitas Boston, Deborah Carr mengatakan bahwa anak generasi alpha tumbuh dalam masyarakat yang lebih beragam, sehingga mereka berpikiran terbuka tentang orang yang berbeda dari dirinya. Anak generasi ini juga sangat nyaman dengan teknologi.
Istilah generasi alpha diciptakan oleh ahli demografi dan futurist, Mark McCrindle, memprediksi bahwa ada sekitar 2,5 juta generasi alpha yang lahir di seluruh dunia setiap minggu. Mereka adalah anak-anak yang akan tumbuh dengan smartphone dan iPad di tangan mereka.
Karakteristik Generasi Alpha
Paling terdidik; bahwa kelak mereka akan jadi generasi paling terdidik sepanjang sejarah berkat teknologi dan informasi instan yang tersedia. Paham teknologi; generasi alpha akan menjadi orang yang memiliki integrasi teknologi tanpa batas ke dalam setiap aspek kehidupannya. Artificial Intelligence; mendominasi realitas mereka dan merupakan bagian alami dari kehidupan mereka tentang bagaimana mereka akan melihat dunia dengan banyaknya informasi yang disajikan. Media sosial menjadi mode interaksi sosial; Generasi alpha akan berinteraksi serta bersosialisasi secara dominan dengan teman dan rekannya melalui media sosial. Berbagai perubahan yang akhirnya menimbulkan ketidakpastian, tingginya kompleksitas masalah, dan kekaburan makna ternyata tidak menjadi penghalang bagi generasi Alpha untuk tetap memiliki harapan/ cita-cita/ impian yang rindu mereka wujudkan.
Generasi Alpha perlu dibantu untuk mengenali dan mengembangkan potensi mereka yang besar. Potensi itu perlu digali, diarahkan, dilatih, dan dibimbing, dengan demikian kepercayaan diri mereka akan meningkat, sehingga mereka bisa berkarya memaksimalkan talenta mereka dan mereka memiliki keyakinan, bahwa mereka akan mampu meraih tujuan hidup mereka. Generasi Alpha membutuhkan pendampingan orang dewasa di sekitar mereka mengingat mereka masih muda dan kurang pengalaman dalam menjalani realita kehidupan. Orang dewasa bisa membantu mengarahkan mereka, supaya mereka tetap berada di jalur yang benar dan tidak menyimpang ke jalan yang salah, untuk menopang mereka, dan menjadi tempat bersandar bagi mereka ketika mereka mengalami masa-masa sulit.
Karakteristik Shepherd Leadership
Seorang Shepherd Leader adalah gembala yang memberikan bimbingan, penghiburan, dan pengasuhan, serta konfrontasi dan koreksi yang tepat kepada generasi Alpha sesuai kebutuhan mereka dan di waktu yang tepat.
Seorang shepherd leader membawa pengaruh yang besar kepada orang-orang yang dipimpinnya. Melalui interaksi di dalam relasi yang dijalin, apa yang menjadi visi, nilai-nilai, dan prinsip-prinsip yang dimiliki shepherd leader dan yang dihidupi akan diteruskan kepada anggotanya. Seperti misalnya visi memimpin, memuridkan, berbagi kasih kepada sesama, melayani, dan prinsip-prinsip yang sesuai dengan nilai-nilai Agama. Ketika semua itu terus dikomunikasikan kepada anggotanya, maka mereka akan mengamati, menyerap dan mengikutinya, karena hal itu menginspirasi mereka. Akhirnya kelak mereka akan menjadi pemimpin dan agen-agen perubahan untuk mengubah lingkungan bahkan dunia.
Generasi Alpha juga akan sangat tertolong ketika mereka didampingi di saat mereka mengalami masa-masa sulit menghadapi masalah-masalah pribadi maupun sosial seperti ketergantungan, pergaulan bebas, kekerasan, dan lain-lain. Ketika mereka memiliki mentor, mereka tahu kepada siapa harus meminta tolong, mereka tidak akan mengalami pudarnya optimisme dan pengharapan, sehingga mereka tidak memiliki pemikiran untuk mengakhiri hidup. Mereka memiliki pengharapan akan masa depan dan mengembangkan segala potensi yang dimiliki yang nantinya mereka bisa berkarya dan memberi sumbangsih bagi orang lain.
Guru haruslah menjadi seorang shepherd leader yang peduli, berfokus pada manusia untuk menginspirasi, relasi dan bukan posisi, serta proses untuk melatih orang-orang yang dipimpin. shepherd leader adalah seorang yang mengasihi, rela berkorban, menyejahterakan anggotanya dan membangun mereka, supaya terjadi transformasi.
Seorang shepherd leader memiliki karakteristik baik, tulus, cakap berelasi, dan setia dalam kebenaran, perlu memiliki integritas dalam berpikir dan bertindak, serta bersedia mendefikasikan hidup mereka dengan tulus.
Dunia pendidikan memasuki fase baru dari perkembangannya, salah satunya, generasi yang disebut sebagai generasi Alpha (lahir 2011-2025). Generasi Alpha akrab dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih. Karakteristik generasi ini secara umum sangat bergantung pada teknologi (gadget), akrab dengan internet, pola komunikasi terbuka, sangat aktif dalam media sosial (Instagram, Youtube dan lainya). Kelebihan generasi ini, memiliki daya kreativitas tinggi, penuh kejutan, toleransi yang sangat tinggi dan ingin tampil beda. Namun, memiliki kelemahan, sulit merasa bersyukur, egosentris, individualisme, mudah bosan dan multitasking.
Hal ini menggambarkan bahwa setiap aktivitasnya selalu berkaitan dengan teknologi (gadget), tak dapat dipungkuri generasi Alpha, bisa diprediksi akan menghabiskan lebih banyak waktunya untuk beraktivitas dengan gadget. Gen A yang saat ini masih berusia dibawah 9 tahun, sudah sangat dekat dan akrab dengan gadget.
Peneliti dan demografi sosial Mark McCrindle menjelaskan Generasi Alpha adalah bagian dari percobaan global yang tidak disengaja di mana screens ditempatkan di depan anak sejak usia dini sebagai pacifiers, entertainers and educational aids. Ada lebih dari 2,5 juta Gen A lahir didunia setiap minggunya. Mereka sudah mulai memasuki Sekolah Dasar dan akan menjadi generasi yang paling terdidik secara formal, generasi yang paling akrab dan dekat dengan teknologi, dan secara umum generasi terkaya yang pernah ada. Mereka akan menjadi generasi yang lebih cerdas dari generasi sebelumnya, mengingat mereka lebih dekat dengan informasi dan mudah mengakses informasi, dikarenakan mereka paling akrab dengan internet, tidak lepas dari gadget. Apabila diperhatikan hampir di setiap waktunya perangkat digital berupa smartphone tak pernah lepas dari tangannya.
Namun demikian Generasi Alpha mendapat stigma negatif, seperti oportunis, kurangnya rasa menghargai, kurang bersosialisasi dan juga bersikap individualis, sering kali menginginkan hal-hal yang instan dan kurang menghargai proses.
Melihat kebiasaan dan karakter dari Gen A, maka dari itu diperlukan peranan guru dalam memberikan bimbingan dan arahan agar mampu menggunakan media teknologi informasi (gadget) lebih bermanfaat dan bijak. Karakter dari kedua generasi tersebut, tentunya akan sangat mempengaruhi mereka dalam dunia pendidikan (khususnya di sekolah), mulai dari gaya belajar, sikap dalam memperoleh materi pelajaran, hingga pergaulan mereka di sekolah dan dalam kehidupan sehari-hari.
Guru memegang peranan penting dalam pembentukan sikap dan karakter anak didiknya untuk mempersiapkan SDM Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing global. Guru merupakan sebagai insan cendekia yang memiliki tugas mulia dalam mencerdaskan anak bangsa, membentuk pemimpin-pemimpin masa depan Indonesia yang berkarakter dan berkualitas.
Profesi guru merupakan suatu profesi yang bisa dikatakan sebagai profesi yang sulit dan berat. Profesi guru saat ini memiliki tantangan yang lebih kompleks dari tahun-tahun sebelumnya.
Tantangan terbesar bagi guru saat ini salah satunya adalah menghadapi generasi-generasi baru yaitu Generasi Alpha di era baru. Menjadi guru dari gen A yang diprediksi sebagai generasi yang paling cerdas dari generasi generasi sebelumnya, tentu ini adalah tugas yang tidak mudah, apalagi di zaman yang perkembangan dan kemajuan teknologi begitu cepat.
Guru memiliki tantangan untuk bisa mengoptimalkan dan mengembangkan potensi peserta didiknya (Gen A) menjadi lebih produktif, konstruktif, dan ke arah positif di era serba canggih ini.
Guru sebagai tenaga pendidik tidak hanya dituntut untuk mampu mendidik dan membentuk karakter perserta didiknya, namun di era teknologi ini guru juga dituntut untuk mampu menyeimbangkan diri dengan kemajuan dan perkembangan teknologi yang semakin melesat.
Selain itu guru juga harus bisa mengikuti perkembangan sosial dan emosional peserta didiknya. Hal ini dikarena peserta didik yang dihadapi saat ini (Gen A) sudah berbeda jauh dengan peserta didik tahun-tahun sebelumnya.
Guru memiliki tantangan untuk dapat mengikuti tuntutan perkembangan zaman dalam kegiatan pembelajaran, menjadi guru merupakan profesi yang memerlukan keterampilan tinggi, karena guru-guru sebagai tenaga pendidik kepada mereka dibebankan tanggungjawab yang besar untuk mengajarkan dan mendidik anak-anak Indonesia supaya memiliki berbagai keterampilan dan kecakapan berpikir, keterampilan berkomunikasi dan kematangan emosi serta penanaman karakter yang terpuji.
Guru sudah seharusnya meninggalkan cara-cara lama dalam mengajar dan melakukan perubahan dengan memahami hal-hal baru dengan lebih cepat. Sistem pembelajaran konvensional sudah tidak relevan lagi.
Perubahan peran guru sebagai satu-satunya sumber belajar, menjadi fasilitator, motivator, mentor bahkan sebagai inspirasi dalam mengembangkan kreativitas dan membentuk karakter peserta didik dan mampu berperan sebagain shephered leader.
Seorang guru mampu menciptakan relasi, keteladanan, dan ruang untuk mengekspresikan diri serta dapat menerapkan aspek “Loving, Caring, Modeling, dan Corporate.”
Aspek keterampilan dan pengetahuan yang harus dimiliki guru adalah keterampilan dalam memanfaatkan teknologi sebagai media dalam pembelajaran, pemanfaatan teknologi digital dalam pembelajaran akan membatu guru dan siswa untuk belajar lebih cepat dan lebih efektif. Sehubungan dengan itu, maka guru dituntut untuk melakukan peningkatan kompetensinya. Menjadi guru dari generasi Alpha harus memiliki berbagai keterampilan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan dunia pendidikan khususnya pendidikan di abad 21. Guru harus lebih kreatif dan melakukan berbagai inovasi dalam melaksanakan pembelajaran supaya menjadi pembelajaran yang menyenangkan, menarik, menantang dan mampu mengembangkan kemampuan berpikir siswa sebagaimana tuntutan 21st century learning.
Dengan demikian, peningkatan kualitas pendidikan akan terus ada mengikuti tantangan global yang maju menuju peradaban modern. Besarnya peran di sektor pendidikan dalam suatu negara tentu dipengaruhi oleh komponen penggeraknya, yaitu guru. Tanpa guru, pendidikan yang berkualitas di suatu negara tidak bisa berjalan semestinya.
Faktanya, guru sering disebut sebagai jantungnya pendidikan. Guru adalah pilar pendukung kita semua yang berperan dalam membimbing, mengarahkan, serta memberikan contoh terbaik selama duduk di bangku institusi pendidikan.
Mereka memberikan yang terbaik untuk mengajari kita pelajaran berharga dalam hidup dan menjadi sosok panutan yang kita hormati. Guru-guru juga yang berjasa dalam membentuk calon-calon penerus agar siap membangun Indonesia di masa depan.
Dunia pendidikan bergerak maju mengikuti arus perkembangan zaman. Di era yang lebih modern, peserta didik di Indonesia tidak hanya dituntut untuk menjadi pintar atau memiliki akhlak dan perilaku yang mulia, tetapi juga kemampuan kreatif serta berpikir kritis.
Dengan demikian, tugas guru di Indonesia ke depannya akan lebih menantang. Ada banyak rintangan yang mungkin dihadapi oleh para guru dalam membentuk generasi yang cerdas, berakhlak, berwawasan Pancasila, serta unggul dalam bidangnya.
Selamat Hari Guru Nasional, terima kasih Guru Hebat.
“Serentak Berinovasi, Wujudkan Merdeka Belajar”. Mari kita dukung para guru untuk memberikan inovasi terbaik mereka demi memajukan pendidikan di Indonesia.