Tualang, Siak |Mediatorpost.com-(15/04/2025)– Jalan Pemda di Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, kini menjadi simbol buruknya pelayanan publik di sektor infrastruktur. Bertahun-tahun dibiarkan rusak tanpa penanganan berarti, jalan ini berubah menjadi jalur penuh lubang, genangan air, dan debu tebal, yang membahayakan keselamatan warga dan menghambat aktivitas harian masyarakat.
Jalan yang seharusnya menjadi jalur utama penghubung antara Perawang menuju Minas, Kandis, hingga Duri dan Medan ini justru menyerupai lintasan alat berat di kawasan logging, bukan infrastruktur resmi pemerintahan. Kondisinya yang memprihatinkan mendorong warga untuk menyuarakan kekecewaan mereka dalam bentuk surat terbuka kepada Pemerintah Daerah Kecamatan Tualang dan Pemerintah Kabupaten Siak.
Masyarakat mempertanyakan status jalan tersebut, apakah termasuk dalam kewenangan pemerintah kabupaten atau provinsi. Namun demikian, masyarakat berharap Pemerintah Kabupaten Siak memberikan kejelasan sekaligus segera mengambil langkah tegas dalam penanganannya.
Potret Jalan Rusak: Antara Bahaya dan Ketidakpedulian
Warga menyebut kondisi jalan tersebut sebagai “seruan batin yang hampir punah ditelan jalan berlubang parah.” Lubang besar dan dalam tersebar di sepanjang jalan. Saat musim hujan, air menggenang dan menutupi lubang sehingga membahayakan kendaraan. Sedangkan di musim panas, debu beterbangan dan mengganggu pernapasan. Tidak sedikit kendaraan roda empat mengalami kerusakan atau terguling akibat kondisi ini. Ironisnya, lebih sering terlihat alat berat membantu kendaraan keluar dari jebakan lumpur daripada digunakan untuk memperbaiki jalan.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Kerusakan jalan ini tidak hanya menghambat lalu lintas barang dan jasa, tetapi juga berdampak langsung terhadap dunia pendidikan. Siswa dari SMK Negeri 1 Tualang dan SMA Negeri 6 Tualang yang melintasi jalur tersebut setiap hari harus menghadapi risiko tinggi di jalan raya. Begitu pula dengan masyarakat umum yang menjalankan aktivitas ekonomi harian, mereka kerap mengalami kerugian material dan waktu akibat keterlambatan dan kerusakan kendaraan.
Isi Surat Terbuka: Suara Warga yang Tak Ingin Diabaikan
Dalam surat terbuka tersebut, warga mempertanyakan kepedulian pemerintah atas penderitaan mereka. Mereka tidak menuntut pembangunan megah, melainkan akses jalan yang layak dan aman.
“Kami heran, apakah pemerintah benar-benar buta atau sekadar memilih diam? Apakah rakyat Tualang tidak cukup penting untuk dilayani dengan layak?”
“Jalan ini tak rusak. Ia hanya lapar, lapar tumbal warga.”
“Kalau jalan bisa bicara, ia pasti minta korban untuk didengar.”
“Kami sedang dibangun untuk menderita, dan kami muak.”
Harapan Warga: Aksi Nyata, Bukan Janji Kosong
Warga Kecamatan Tualang kini menuntut tanggapan serius dan tindakan konkret dari Pemerintah Kabupaten Siak. Mereka meminta kejelasan status jalan, alokasi anggaran yang transparan, serta rencana perbaikan yang terukur.
Camat Tualang, Bapak Mursal menyampaikan bahwa jalan tersebut merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi, mengingat statusnya sebagai jalan provinsi. Saya sudah koordinasi dengan PU Siak, Pemda siak juga sudah menyurati PU Provinsi. Ia juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan PT. Arara Abadi untuk membantu perbaikan jalan tersebut. “Alhamdulillah, pihak PT telah memberikan tanggapan positif,” ujarnya.
Anggota DPRD Kabupaten Siak dari Komisi I, Bapak Haposan Sinaga, menyatakan dukungannya agar keresahan warga terkait kondisi jalan yang semakin rusak parah segera ditindaklanjuti oleh pemerintah. Ia menegaskan bahwa dirinya terus menyuarakan hal tersebut kepada pihak-pihak terkait. Lebih lanjut lagi “Bahwa situasi ini turut dipengaruhi oleh masa transisi pemerintahan serta status jalan yang merupakan kewenangan Provinsi,” Ujarnya melalui pesan Whatsapp.
Penulis: Samuel Pasaribu