Pelalawan|Mediatorpost.com– Soreh itu, di tengah hiruk pikuk peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia, sebuah pemandangan sederhana tapi menyentuh hati terjadi di Kecamatan Pelalawan. Seorang siswa sekolah dasar bernama Arya datang sendiri ke lapangan upacara penurunan bendera. Tanpa ditemani orang tua, tanpa kawan sebaya, ia berdiri tegap di antara ratusan peserta upacara.
Momen itu terekam kamera Anggota DPRD kabupaten Pelalawan Asnol Mubarok, lalu viral di media sosial. Banyak netizen menaruh rasa haru sekaligus bangga. Di tengah arus zaman yang kian individualis, semangat seorang anak kecil untuk ikut menghormati Sang Saka Merah Putih menjadi pengingat akan arti kemerdekaan yang sesungguhnya.
Kisah itu akhirnya sampai ke telinga Bupati Pelalawan H. Zukri SM MM. Alih-alih hanya sekadar memberikan komentar, Bupati mengambil langkah nyata: ia mengundang sang siswa ke kediaman dinasnya di Kompleks Perkantoran Bupati Pelalawan.
Pertemuan itu berlangsung penuh kehangatan. Anak itu datang dengan wajah polos, seolah tak percaya bahwa keberaniannya berdiri sendiri di lapangan upacara membuatnya kini duduk berhadapan dengan orang nomor satu di Kabupaten Pelalawan.
Bupati H. Zukri lantas menyerahkan sebuah hadiah istimewa: satu unit sepeda baru. “Nak, ini untukmu. Teruslah semangat belajar, cintai bangsa dan daerahmu. Kamu sudah memberi teladan yang luar biasa bagi kita semua,” ujar Bupati sembari menepuk lembut bahu sang siswa pada malam itu.
Ekspresi bahagia tampak jelas di wajah sang anak. Senyumnya lebar, matanya berbinar. Ia menerima sepeda itu dengan rasa syukur, seolah mimpi kecilnya tiba-tiba menjadi nyata.
Momen sederhana itu bukan sekadar tentang seorang anak yang mendapat hadiah. Ia adalah cermin bahwa semangat nasionalisme tidak mengenal usia, dan apresiasi dari seorang pemimpin bisa lahir dari hal-hal paling tulus.
Kini, kisah siswa SD dari Kecamatan Pelalawan itu bukan hanya viral di media sosial, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak orang: bahwa kemerdekaan bisa dimaknai lewat keberanian seorang anak kecil yang berdiri sendiri, tegap, dan penuh cinta tanah air.*